Schlumbergerventure : A Journey with The Blue Company (Part 4)
Hey guys. It's been
a while and you don’t know how I am missing writing the story for some of you
to read for. LOL.
Last part of
Schlumbergerventure, which is Part 3 was telling about how I get into this cool
company. Now I am already sitting inside the company, I will tell you the rest
of the stories from the day that I am called as Trainee until now. Last but not
least, gue rasa ini jadi bagian terakhir Schlumbergerventure untuk saat ini.
Jadi, gue bakal kasih sedikit closure diakhir
tulisan ini. Bukan berarti gue bakal berhenti untuk menulis cerita tentang ini,
tapi buat saat ini sampai disini dulu. Ketika ada momen menarik yang asik buat
ditulis, gue bakal kembali menulis Schlumbergerventure. It's a promise.
Setelah akhirnya
dinyatakan lulus dalam rekrutment dan dapat titel sebagai trainee, di bulan November 2013 gue dan 19
kawan-kawan lainnya masuk dalam minggu orientasi perusahaan yang dilaksanakan di salah satu
hotel di Jakarta. Tepatnya sih 6 hari. Haha.. But like my recruiter says,
"this is your one week of pleasure" sebelum bener-bener terjun ke
lokasi dan bekerja. Di minggu ini gue dan kawan-kawan dikenalkan lebih dalam
dengan perusahaan dan semua peraturan dan kebijakan, juga beberapa training
dasar tentang keselamatan. After one week is done, it's time to get back to
location!
Ketika lu sampai di
lokasi lu, berarti itu tandanya masa pre-school
lu dimulai. Jadi ada 3 tahapan yang harus dilaluin sebelum lu bisa
melepas titel trainee di perusahaan ini.
Pertama masa pre-school, terus school, dan terakhir masa post-school. Dimulailah masa masa belajar gue
sebagai trainee. Jujur gue itu anak
rumahan banget, kenapa gue bilang gini karena ada hubungannya sama orientasi
gue di lokasi kerja. Namanya juga anak yang hobinya baca plus menjelajahi dunia
virtual, gue jarang banget megang perkakas rumah tangga. Nah, lucunya di lokasi
gue udah disuruh suruh aja, "Di, ambilin kunci no 12 yak?" atau
"Di, itu kamu ambil *nama alat* di tool
house terus bawa kesini". Hari-hari awal gue kadang suka lamaa gitu
buat ambilin sesuatu karena gue gak tau bentuk dan rupanya itu alat. Kalau
kunci inggris, dkk mah gue tau lah. Tapi yang lain ada yang gue baru denger
namanya itu alat. LOL. Ketahuan banget gak pernah disuruh baikin sesuatu
dirumah. LOL
Yang bikin gue lucu
juga, Palu atau hammer yang paling besar
yang pernah gue pake itu juga palu buat mukul paku ke dinding doang. Nah
sesampainya di lokasi kerja gue, gue diwajibkan untuk terampil menggunakan palu
seukuran 5 Kg (googling deh kalau mau lihat) untuk mukulin koneksi antar pipa.
Hahaha.. Gue lucu aja sih biasa megang pulpen sekarang disuruh pegang hammer. Awal-awal yang gue gak biasa lah, tapi
sekarang gue bisa dengan bangga menyatakan bahwa gue udah bisa pake hammer gede.
Segmen gue, Well
Services, tugas utamanya adalah membuat sumur-sumur minyak dan gas meningkat
produksinya atau menjaga/mengembalikan produksi sumur yang menurun performanya.
Nah, salah satu caranya adalah dengan memompakan material kedalam sumur. Okeh,
logikanya dipake deh sekarang. Untuk memompakan material berarti butuh pompa
dan saluran/pipa dari pompa ke sumur kan? Nah sekarang jangan bayangin pompa
yang digunain sebesar pompa air lu dirumah, tapi pompanya sebesar mobil truck. Kalau pompanya aja udah segede gitu,
berarti jangan bayangin pipa yang disambungin sama kaya pipa air lu dirumah.
Pipa yang gue pake sebesar 2-3 in, terbuat dari besi, dan beratnya minta ampun.
Belum lagi keran-keran (valve) yang tersedia juga dalam ukuran jumbo yang juga
terbuat dari besi dan beratnya ada yang mencapai 150 Kg. Sekarang bayangin gue
dan tim gue harus menyusun pipa-pipa besi sampai ke sumur, menyambung
keran-kerannya, dan semuanya hampir dikerjakan secara manual which means, gue
harus ngangkat-ngangkat pipa besi. LOL. This is one biggest things that I liked
the most, or at least it's one of the most excited one. Lucu ngebayangin diri
gue yang baikin atap rumah aja nggak pernah tapi sekarang gue bisa ngangkat
besi ginian plus pegang hammer. Yah
seenggaknya gue bisa fitness gratis secara tidak langsung (beneran loh ini!).
Jadi selama kurang
lebih 4 bulan gue belajar di lokasi mengenai apa yang segmen gue kerjain,
gimana troubleshooting di lapangan, apa aja yang harus dipersiapkan sebelum job, dan banyak hal teknikal lainnya. Gue
ditransfer ke sumur minyak onshore (darat)
maupun offshore (laut). Sampai saat ini
gue masih kadang gak percaya seorang
Rizaldi bisa mengalami hal yang gak pernah dibayangkan sebelumnya and I am
really grateful to God for all of this. Sampai akhirnya gue sampai di masa school. Manajer gue menyetujui untuk gue ambil
school di Abu Dhabi, UAE. Nah, setelah
masa-masa hectic mempersiapkan keberangkatan ke Abu Dhabi sambil ngerjain ujian
ini itu (dan sempurnanya lagi, gue masih berada di laut lepas seminggu sebelum
gue berangkat plus manajer gue tiba-tiba liburan ketika gue harus minta tanda
tangan dan melakukan review akhir sebelum school), gue berangkat menuju Abu
Dhabi di tanggal 18 Maret 2014.
Now I am still in
Abu Dhabi, finishing my school and soon going home to Indonesia. Somehow I
smile when I remember all the things that happened in the past about how I can
get into this company and finally be here, in Middle East. My journey is not
ending yet, in fact this is only the beginning. I believe in the future there's
hundreds of exciting things for me in this company. Last but not least I hope
this story can inspire you much. For you who's struggling and fighting to get
into this company, and for you who dreams to get into this company, all I can
say is fight for it guys! Schlumberger opens up a lot of opportunities for me
and present me with many exciting things. See you later!! Make your own
Schlumbergerventure. Cheers!
Comments
Post a Comment